Kamis, 23 Juli 2009

Selamat Hari Anak Indonesia!

Hari ini, di Indonesia, diperingati sebagai Hari Anak. Selamat kepada seluruh Anak Indonesia, yang pada hari ini mendapatkan kesempatan lebih baik dibandingkan sebelumnya. Hari ini, di seluruh radio sedang gencar dibahas mengenai hak anak, pendidikan anak, kriminalitas anak, bahkan hingga pornografi anak (setidaknya itulah hasil yang saya dapatkan setelah mendengarkan radio pagi hari ini, selama perjalanan menuju kantor). Saya melihat, tiba-tiba anak-anak menjadi sebuah topik yang hangat di hari ini, dan segala hak mereka perlu disanjung dan dijunjung. Entah mengapa, tapi kenapa baru hari ini saja sih? kemarin-kemarin ini, apakah anak-anak itu hilang ditelan bumi?

Ada satu persitiwa lucu yang juga saya dapatkan di radio pagi ini...ada seorang pakar, yang saya juga lupa namanya...mendapatkan ucapan selamat hari anak dari salah seorang pendengar dalam rangka telewicara...dan anehnya lagi...pakar tersebut mengucapkan terima kasih atas ucapan selamat itu...

saya kembali berpikir, apakah saya yang bodoh atau apalah...tetapi jelas, bahwa pakar itu sudah bukan anak-anak lagi...dan...selamat hari anak...harusnya diucapkan dan ditujukan kepada mereka yang masih anak-anak...yah, setidaknya itu yang saya pikir sebagai hal yang tepat dan pantas...tapi kok...malah seorang bapak yang mungkin...masih kagok dan kaget karena dihubungi pihak radio untuk dimintakan pendapatnya mengenai Hari Anak pada saat matahari pun belum menampilkan wajahnya secara utuh.

Tetapi...intinya adalah....mengapa baru dan hanya di hari ini saja, anak-anak mendapatkan perhatian secara khusus? Kalau tidak percaya, besok, semua sudah kembali normal, seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Perhatian kepada anak, bukan merupakan hal sewaktu-waktu saja. Perhatian kepada anak haruslah diberikan secara konstan dan konsisten, sehingga momentum hari Anak hanyalah sekedar memorandum, pengingat, dan pendorong untuk terus memberikan perhatian lebih kepada Anak.

Anak adalah masa depan, begitulah setidaknya yang masih kita percayai. Kalau sudah tidak percaya bahwa Anak akan menjadi masa depan, lalu siapa lagi? anda? saya? Jelas bukan, karena anak-anak suatu saat akan menjadi dewasa sama seperti kita saat ini. Suatu saat nanti, anak akan menjadi orang tua, pemimpin, apapun yang hebat yang mereka kehendaki...tetapi semua tergantu dari kita, anda dan saya untuk terus memberikan pendidikan yang terbaik bagi mereka. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?

Anak-anak akan dan pasti mempelajari sesuatu yang baru setiap saat, tugas kita hanyalah membimbing dan mengarahkan serta menjelaskan mana yang baik dan mana yang buruk. Bukan dengan tujuan mendikte mereka, tetapi lebih ke arah memberitahu mereka sehingga mereka paham apa itu baik atau buruk. Satu cara yang paling mudah adalah dengan memberikan CONTOH. Ya, contoh yang baik agar mereka dapat ditiru. Bukan hal mudah, jelas!, tetapi hanya itulah cara agar mereka nanti dapat menjadi insan yang baik. Lalu, bagaimana membuktikan bahwa tingkah laku dan contoh yang kita berikan baik? bukankah semua itu sangat relatif? BENAR! Anda sendiri yang dianggap sebagai manusia dewasa yang menilai mana yang baik dan mana yang buruk. MENGAPA? karena anda adalah insan dewasa yang dipercaya oleh mereka telah memiliki gudang ilmu dan pengalaman yang berlimpah ruah.

Lalu bagaimana dengan agama, sekolah, dan lingkungan? Mereka tetap berpengaruh pada pendidikan dan pengalaman hidup si anak. TETAPI, pendidikan akhlak dan moral dimulai dari ANDA dan KELUARGA INTI mereka. Dalam hal ini, ayah, ibu, adik atau kakak. Mengapa tidak kakek dan nenek? karena mereka bukan keluarga inti. Tetap ayah dan ibu lah pemegang kendali utama bagaimana mendidik si anak. Jadi, tugas ayah dan ibu lah untuk memberikan pendidikan terus-menerus kepada anak, memberikan perhatian terus-menerus. Anda ikut bertanggung jawab terhadap masa depan Anda, karena melalui didikan merekalah anak menjadi seorang yang bermoral baik dan berakhlak mulia.

Sekali lagi, Selamat Hari Anak! Semoga setiap hari adalah hari untuk anak anda!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar