"Bu, apa kita akan binasa? Kenapa langit tiba-tiba gelap ? ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya.
Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut. "Anakku," ucap sang induk kemudian. "Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru, itu tanda baik," jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu pun mulai tenang.
induknya. "Anakkku, itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh keadaan. "Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!" tambahnya begitu menyenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.
"BLAAARR !!!! Suara petir menyambar-nyambar. Kilatan

Tiba-tiba, ia berteriak kencang, "Ibu, hujan datang. Hujan datang!! Horreeee!"
Anugerah hidup kadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian harum. Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan.
Persis sama anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan. Benar apa yang diucapkan induk katak : jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan
hadapi. Karena hujan yang ditunggu akan datang.
Sesungguhnya setelah kesukaran itu ada kemudahan.
Dari warta Santo Matius Bintaro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar