Selasa, 19 Juli 2011

Setahun kemarin

Setahun kemarin
by: KAHITNA

Di ujung jalan itu
setahun kemarin, ku teringat
Kau menungguku
Bidadari belahan jiwaku

Entah berapa lama
Satu jam menanti, kutermenung
Kencan pertama hilang tak bertepi di anganku

Melangkah pergi Berteman sepi
Terbayang teduh matamu

Sayang, walau bulan tak bercahaya
Cintaku selalu dalam jiwa
Di lubuk hati terdalam

Sayang, jika memang kau sungguh sayang
Diriku takkan berpaling lagi
Ku peluk selamanya


Yup, lirik di atas hanya sekedar pengantar saja, tulisan kali ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan kisah kasih milikku.

Setahun lalu, di tanggal-tanggal ini, saya berada dalam persimpangan jalan yang sangat berat, dan itu semua kulalui dengan tegar. Saya menjalani rapat pertanggung-jawaban pemegang saham dari kantor yang kupimpin dan kurintis. Penuh halang rintang, namun kini itu semua menjadi pengalaman yang mendewasakan.

Banyak penglaman berharga yang kupetik pada saat itu, yang memang tidak pernah kudapatkan di bangku kuliah. Pengalaman yang hanya diajarkan oleh guru abadi, yakni "HIDUP".

1. Jangan menunda hal kecil
Banyak sekali persoalan kecil, yang pada waktu lalu terkesan belum penting namun menjadi perhatian akhirnya terabaikan. Hal ini terutama terkait dengan masalah pencatatan uang yang memang penuh dengan hal sensitif dan kurang menarik. Pada akhirnya, hal yang sepele tersebut menjadi sumber permasalahan yang merepotkan. Nah tips dari saya, jika Anda memang tidak berpengalaman di bidang pencatatan keuangan, sebaiknya cari atau rekrut orang yang memang berpengalaman di bidangnya. (NB: kalau mau lebih irit, minta tolong sama saudara yang memang paham hal ini).

2. Kerjasama dengan orang yang senasib sepenangungan
Sebuah kerja sama selalu diawali dengan rasa senang, suka cita, penuh gegap gempita, dan rasa tidak sabar untuk memulai jalinan kerjasama tersebut. Namun, seiring dengan persoalan yang timbul, semakin lama semakin banyak. Semakin banyak masalah yang muncul akan membuatmu semakin mudah untuk memberikan penilaian akan kinerja dari rekan kerjamu. Ada yang memang tidak setia dengan kata awal, ada yang memang benar menunjukkan keseriusan dalam kelangsungan kerja sama yang baik. Jangan pernah hanya tergiur dengan pemanfaatan sebelah pihak, artinya, Anda hanya mengandalkan hubungan berazas manfaat. Kalau manfaatnya sudah mulai habis, maka Anda sudah pasti akan malas melanjutkan hal tersebut. Carilah rekan kerja yang memang benar-benar mau memikul berat yang sama dan menjinjing ringan yang sama. Tidak akan ada rekan kerja yang instan langsung begitu hebat. Semua butuh PROSES, dan kalau sudah menyebut proses, artinya butuh waktu yang hitungannya bisa tahunan, kalau untung bulanan juga bisa. Intinya, pengalaman pahit akan menunjukkan sesungguhnya siapa rekan kerja Anda yang mungkin manis di awal dengan janji-janjinya belaka. Tips: sebisa mungkin sih cari rekan yang kurang lebih satu level dengan Anda, artinya tidak timpang sebelah. Kalau belum ketemu, lebih baik menunda sebentar untuk mencapai hasil yang lebih maksimal. (NB: rekan kerja juga harus bisa jadi pendukung dan oposisi secara bergantian dalam kapasitasnya)

3. Berpegang teguh pada pendirianmu.
Seperti halnya, itu yang membuatmu memulai suatu tindakan. Jadikan juga pendirianmu sebagai hal terakhir yang tetap berdiri tegar menemanimu hingga akhir nanti. Ketika harus kau mengalah pada kenyataan pahit hidup, biarkan pendirianmu tetap tegar menjulang memperjuangkan idealisme dalam dirimu. Karena, hanya itu dan itu saja yang akan membuatmu terus bangkit berjuang setelah kegagalan demi kegagalan menghampiri. Jadi, jangan pernah berhenti berjuang dengan pendirianmu.

Hmm, mungkin banyak hal yang bisa dipelajari, mungkin juga ketiga hal diatas tidak bermakna atau rendah untuk Anda, tapi setidaknya saya telah mempelajari hal tersebut langsung dari 'sang guru'. Saya berterima kasih atas apa yang terjadi pada diriku sampai dengan detik ini. Tidak lupa, TUHAN, yang senantiasa berada menaungiku.