Jenis Film : Action
Produser : Terence Chang, John Woo
Produksi : China Film Group
Sutradara : John Woo
Film ini termasuk dalam daftar film yang saya tunggu untuk beredar. Bahkan saya cukup terkejut ketika film ini sudah beredar di bioskop terdekat (halah). Karena, memang tidak ada informasi bahwa film ini akan segera diputar di Indonesia (atau saya saja yang kurang mengikutinya yah...).
Perjuangan para kaisar, pangeran dari negeri Cina tersebut memang layak untuk disaksikan di bioskop dan bukan sekedar kelas DVD (bajakan pula). Anda tidak akan merasa rugi menyaksikan film ini di bioskop, apalagi durasinya yang cukup lama (kayanya sih hampir 2,5 jam).
Film ini melanjutkan ceritera terdahulu yang diakhiri dengan peperangan di laut dan pada saat itu Zhu Ge liang mengibaskan tongkat dengan bulu (ayam kayanya), dan pada saat yang bersamaan terjadi kebakaran, dan film bersambung (hihihi penonton kecewa pada waktu itu). Film ini jauh lebih menarik dari sebelumnya, karena memang saya sudah penasaran bagaimana kelanjutan cerita ini). Tapi, menurut kekasihku, yang saat itu menemani saya menyaksikan film ini, berkomentar bahwa film ini jelek. Mengapa? Karena, film ini banyak sekali memotong strategi-strategi perang yang hebat, dan juga tidak sampai selesai menceritakan mengenai kelanjutan sejarah dinasti tersebut ke depannya.
Saat film ini selesai, saya berpikir, bahwa kenapa mereka berhenti sampai di titik itu. Apa yang akan terjadi seandainya Zhao Yu merebut kembali wilayah Chao Chao, dan kemudian 3 negara tersebut menjadi 1. Hmmm, yang terlintas segera dalam benak saya adalah perebutan kekuasaan. Bayangkan bagaiamana kalau seandainya Liu Bei berebut kekuasaan dengan Zhao Yu, dan chao chao kembali merebut kejayaannya yang direnggut olhe persekutuan itu. Lebih lanjut lagi, kata kekasihku, akhirnya para tokoh itu tewas satu demi satu. Bahkan terjadi pertempuran sengit dimana para ahli strategi bersatu, Zhu Ge Liang & Zhao Yu. Wuihhhh, coba dipikir, kedua jagoan strategi dan ahli meramal mood ibu pertiwi itu bergabung, mana ada yang bisa ngalahin, sayang aja mereka ga punya prajurit.
Tapi, ya sudahlah, itu sudah menjadi hak prerogatif si produsen. Mereka sudah memutuskan untuk membuat film ini 2 kali saja. Tidak menjadi jaminan bahwa film yang ke-3 akan sukses juga kan?! Mereka mampu mengemas cerita (paling tidak garis besar dari samkok) dengan baik, dan ditampilkan dengan efek yang memukau. Saya terkesima, dan semakin terpukau dengan cerita sam kok tersebut, bahkan dari yang awalnya saya tidak ingin membaca ceritanya yang dikemas menjadi 3 buah buku tebal oleh penulis legendaris kawakan Indonesia (Oom Remy Silado), hingga berubah menjadi penasaran mengenai ceritera yang sesungguhnya.
Oh ya, satu tips untuk Anda. Jangan terlalu lama mempertimbangkan akan menonton atau tidak. Segera tonton, dan menurut saya ini tidak akan merugikan Anda. Kalau memang perlu, cari studio yang memang agak nyaman (lebih dari biasanya, seperti rpemier gituuuu....hihihi) untuk menyaksikan kepiawaian Zhao Yu dan Zhu Ge Liang dalam mengatur strategi dan juga Liu Bei serta 3 anak buahnya dalam menggempur pasukan Chao Chao. Semoga Anda juga terpesona.
Salam Kamera.
Film ini termasuk dalam daftar film yang saya tunggu untuk beredar. Bahkan saya cukup terkejut ketika film ini sudah beredar di bioskop terdekat (halah). Karena, memang tidak ada informasi bahwa film ini akan segera diputar di Indonesia (atau saya saja yang kurang mengikutinya yah...).
Perjuangan para kaisar, pangeran dari negeri Cina tersebut memang layak untuk disaksikan di bioskop dan bukan sekedar kelas DVD (bajakan pula). Anda tidak akan merasa rugi menyaksikan film ini di bioskop, apalagi durasinya yang cukup lama (kayanya sih hampir 2,5 jam).
Film ini melanjutkan ceritera terdahulu yang diakhiri dengan peperangan di laut dan pada saat itu Zhu Ge liang mengibaskan tongkat dengan bulu (ayam kayanya), dan pada saat yang bersamaan terjadi kebakaran, dan film bersambung (hihihi penonton kecewa pada waktu itu). Film ini jauh lebih menarik dari sebelumnya, karena memang saya sudah penasaran bagaimana kelanjutan cerita ini). Tapi, menurut kekasihku, yang saat itu menemani saya menyaksikan film ini, berkomentar bahwa film ini jelek. Mengapa? Karena, film ini banyak sekali memotong strategi-strategi perang yang hebat, dan juga tidak sampai selesai menceritakan mengenai kelanjutan sejarah dinasti tersebut ke depannya.
Saat film ini selesai, saya berpikir, bahwa kenapa mereka berhenti sampai di titik itu. Apa yang akan terjadi seandainya Zhao Yu merebut kembali wilayah Chao Chao, dan kemudian 3 negara tersebut menjadi 1. Hmmm, yang terlintas segera dalam benak saya adalah perebutan kekuasaan. Bayangkan bagaiamana kalau seandainya Liu Bei berebut kekuasaan dengan Zhao Yu, dan chao chao kembali merebut kejayaannya yang direnggut olhe persekutuan itu. Lebih lanjut lagi, kata kekasihku, akhirnya para tokoh itu tewas satu demi satu. Bahkan terjadi pertempuran sengit dimana para ahli strategi bersatu, Zhu Ge Liang & Zhao Yu. Wuihhhh, coba dipikir, kedua jagoan strategi dan ahli meramal mood ibu pertiwi itu bergabung, mana ada yang bisa ngalahin, sayang aja mereka ga punya prajurit.
Tapi, ya sudahlah, itu sudah menjadi hak prerogatif si produsen. Mereka sudah memutuskan untuk membuat film ini 2 kali saja. Tidak menjadi jaminan bahwa film yang ke-3 akan sukses juga kan?! Mereka mampu mengemas cerita (paling tidak garis besar dari samkok) dengan baik, dan ditampilkan dengan efek yang memukau. Saya terkesima, dan semakin terpukau dengan cerita sam kok tersebut, bahkan dari yang awalnya saya tidak ingin membaca ceritanya yang dikemas menjadi 3 buah buku tebal oleh penulis legendaris kawakan Indonesia (Oom Remy Silado), hingga berubah menjadi penasaran mengenai ceritera yang sesungguhnya.
Oh ya, satu tips untuk Anda. Jangan terlalu lama mempertimbangkan akan menonton atau tidak. Segera tonton, dan menurut saya ini tidak akan merugikan Anda. Kalau memang perlu, cari studio yang memang agak nyaman (lebih dari biasanya, seperti rpemier gituuuu....hihihi) untuk menyaksikan kepiawaian Zhao Yu dan Zhu Ge Liang dalam mengatur strategi dan juga Liu Bei serta 3 anak buahnya dalam menggempur pasukan Chao Chao. Semoga Anda juga terpesona.
Salam Kamera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar