Malam telah larut, dan mentari pun menyembunyikan terangnya.
Di kala awan putih telah merubah warnanya menjadi pekat dan gelap.
Ketika suara kicauan burung berubah menjadi desiran angin malam.
Aku masih berada di sini berdiri di tepian pantai itu.
Berharap masih ada sebuah sinar nun jauh disana menanti diriku.
Aku jauh berada di seberang sini, di antara kerlip bintan nan cemerlang.
Berharap dan terus berharap bahwa suatu saat kan datang setitik sinar.
Bantu aku untuk terus berdiri, dan terus berharap bahwa sinar itu kan datang.
Apakah karena ku terlalu lama terbuai oleh terangnya cinta.
Hingga kini aku lupa apa itu kelap malam, apa itu dinginnya sepi.
Apakah karena ku terlalu sombong kepada diriMu.
Menganggap semuanya dapat terjadi atas kehendakku dan bukan kehendakMu.
Dimanakah aku berada saat ini, mengapa hanya ada sebuah kekelaman.
Bantu aku menemukan titik cahaya itu, agar dapat kembali kurasakan hangatnya cinta.
Benarkah setelah malam kelam ini esok kan menjemput diriku.
Atau aku akan terus berada dalam lembah kekelaman dan kesunyian malam.
Katakan kepadaku, katakan apa yang telah terjadi.
Kemanakah perginya sinar mentari yang selama ini aku rasakan dalam diriku.
Kemanakah setiap hangatnya cinta yang telah ku kumpulkan satu demi satu.
Apa salahku hingga aku harus menerima kenyataan pahit ini.
Tolong katakan kepadaku, bagaimana agar aku bisa menemukan cinta yang sama.
Sadarkan aku untuk terus berharap dan berharap bahwa cinta itu kan kembali.
Apakah aku harus kembali merangkak demi mengumpulkan serpihan yang sebelumnya.
Ataukah aku harus mengembangkan benih-benih yang baru dan berbeda.
Lalu untuk apa selama ini aku mengumpulkannya, apakah hanya untuk dirusakkan.
Ajari aku untuk bangkit kembali, bangkit untuk kembali menyadari bahwa kemarin adalah kenangan, dan bangkit untuk kembali mengejar masa depan.
Tetapi...apakah aku masih memiliki masa depan yang cerah.
Aku masih terseok-seok terkena pecahan harapan yang selama ini aku kumpulkan.
Aku masih terpaku pada kejayaan masa lalu yang sangat membutakan mata bathinku.
Apa yang harus aku lakukan...
Mengapa rasa pahit itu masih terus ada, walaupun aku mencoba untuk melupakannya.
Ada yang mengatakan bahwa jangan pernah dilupakan, karena itu adalah kenangan.
Lalu...apa yang harus kuperbuat, ada yang menyarankan untuk merelakan dan menerima.
Tetapi...apakah menurutmu mudah? apakah menurutmu aku belum melakukan itu?
Usaha apa lagi yang harus aku lakukan untuk mengembalikan rasa hangat itu?
Tolong katakan padaku caranya...
Apakah aku harus mati demi memulihkan kehangatan dalam hati.
Kalaupun memang itu yang harus kulakukan ... baiklah ... akan aku lakukan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar