Kamis, 08 September 2011

9/11

Masih teringat jelas situasi waktu itu, kacau, berantakan, ketakutan, sedih pun menyelimuti seluruh warga dunia, terlebih warga Amerika Serikat (USA). Pesawat yang dibajak oleh para teroris menabrakkan dirinya ke menara kembar di Kota New York, USA. 11 September 2001.

Kini sebelas tahun kemudian, peristiwa yang lebih dikenal dengan Tragedi 9/11 itu pun akan kembali dikenang. Masih banyak rasa sedih, kecewa, atau bahkan dendam yang mengiringi tragedi tersebut. Selain itu, masih juga ada cerita-cerita yang ternyata disimpan dan tidak/belum terungkap sampai saat ini.

Saya tertarik dengan tulisan yang ada di Kompas.com hari ini, berikut saya lampirkan tulisan aslinya.

Inilah Jeritan dan Pesan Terakhir Korban 9/11
Egidius Patnistik Kamis, 8 September 2011 15:28 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Serangan teroris 9/11 yang menewaskan hampir 3.000 orang di AS 10 tahun lalu menyimpan sejumlah kisah-kisah kemanusian, antara lain berupa jeritan, pesan dan obrolan terakhir para koban. Mereka memohon kepada Tuhan dan meminta bantuan orang lain. Namun akhirnya para korban yang menelepon atau mengirim pesan dari pusaran lokasi serangan itu tahu bahwa tidak ada yang mendengar jeritan mereka.
Kebanyakan para korban serangan 11 September 2001 itu, ketika para pembajak mengubah empat pesawat komersial jadi 'rudal' yang menerjang Pentagon dan New York World Trade Center, tewas tanpa sempat memberi pesan. Namun berkat radio, ponsel, telepon-telepon kantor di Twin Towers dan bahkan telepon di dalam pesawat yang dibajak, sejumlah korban sempat menyampaikan pesan terakhir ke dunia luar.
Melissa Doi, seorang manajer berumur 32 tahun di IQ Financial Systems yang berkantor di lantai 83 Menara Selatan World Trade Center, sempat menelepon layanan darurat selama setidaknya empat menit. Doi, dengan suara yang sangat ketakutan kontras dengan nada tanpa emosi operator, menggambarkan betapa panas suhu di tempatnya berada dan itu membuatnya sulit bernapas.
"Saya akan mati, ya kan?" jeritnya. "Tidak, tidak, tidak, tidak," jawab operator. "Saya akan mati," kata Doi lagi. "Bu, bu... panjatkan doamu," kata operator yang mencoba menenangkannya. "Tolong Tuhan," kata Doi. Percakapan itu berakhir tak lama setelah Doi menjerit dengan suara keras, "Tolonnng!"
Telepon lain ke layanan darurat adalah telepon terakhir dari broker asuransi Kevin Cosgrove, ketika kantornya di lantai 99 di Menara Selatan mulai ambruk. "Oh Tuhan .... Aaaaarrggggghhhh!" Cosgrove, wakil presiden perusahaan pialang Aon Corp, terdengar berteriak pada pukul 09.58. Suaranya lalu menghilang di tengah suara tabarakan dari menara yang runtuh.
Para penumpang dan awak dari empat pesawat yang dibajak juga sempat membuat upaya terakhir agar tetap hidup. Pramugari pemberani Betty Ong, dalam pesawat American Airlines dari Boston dengan nomor penerbangan 11, menelepon menara kontrol. Ia dengan tenang menjelaskan bagaimana dua rekannya telah ditusuk dan "cockpit tidak menjawab telepon. Saya pikir kami suda dibajak," katanya pada pukul 08.19. Kurang dari setengah jam kemudian, Ong dan semua penumpang pesawat itu lenyap dalam bola api di Menara Utara New York World Trade Center.
Alice Hoagland, ibu dari Mark Bingham, penumpang pesawat United Airlines dengan nomor penerbangan 93, mencoba menelepon putranya setelah melihat berita mengejutkan tentang pembajak pesawat. Mark tidak menjawab, maka Alice mengatakan kepadanya, suaranya sangat tenang dan layaknya seorang ibu, "Cobalah mengambil alih pesawat ....Kumpulkan sejumlah orang dan lakukan yang terbaik yang dapat kamu lakukan untuk mendapatkan kontrol (atas pesawat itu)."
Marks Bingham, yang Alice Hoagland panggil "sweetie" dalam pesan itu, diyakini telah membantu dalam memimpin sebuah perlawanan terhadap para pembajak yang menyebabkan pesawat yang mereka tumpangi akhirnya jatuh di sebidang lahan di Pennsylvania. Para pembajak semula ingin mengarahkan pesawat itu ke Washington.
Penumpang pesawat United dengan nomor penerbangan 175, Brian Sweeney, juga meninggalkan pesan untuk istrinya Julie hanya beberapa menit sebelum pesawat itu menabrak Menara Selatan. Setelah mendengar suara otomatis pada mesin penjawab, Sweeney meninggalkan pesannya dengan kata-kata sederhana tapi menyentuh. "Dengar, saya berada di pesawat terbang yang telah dibajak," katanya. "Saya hanya ingin kamu tahu saya benar-benar mencintaimu. Saya ingin kamu berbuat baik, berbahagialah. Sama juga buat orang tua saya dan semua orang. Saya benar-benar mencintaimu."
Sebagian besar keluarga korban tidak sempat mengucapkan kata perpisahan. Korban yang tewas di World Trade Center bahkan banyak yang tidak teridentifikasi jenazahnya.
Ada sejumlah korban yang sempat melakukan obrolan terakhir dengan keluarga mereka. Beverly Eckert ingat betapa senangnya ia ketika menerima telepon dari suaminya, Sean Rooney, pada sekitar pukul 09.30. Ia menduga suaminya berhasil meloloskan diri dari kantornya di Twin Towers.
Namun "ia bilang sama saya, dia berada di lantai 105, dan saya langsung tahu bahwa Sean tidak akan pernah pulang." Setelah berbicara beberapa menit, ia berbisik, "'Saya mencintaimu". Itu dikatakan berulang. Lalu, tiba-tiba saya mendengar ledakan keras," tulis Eckert di majalah New York minggu ini. Setelah suara itu, suaminya masih hidup tapi mereka berdua tahu itu adalah suara gedung yang mulai runtuh. "Saya menyebut namanya berulang-ulang di telepon. Lalu saya hanya duduk meringkuk di lantai sambil memegang telepon."
Sumber :AFP

Source:http://internasional.kompas.com/read/2011/09/08/15281379/Inilah.Jeritan.dan.Pesan.Terakhir.Korban.911

10 tahun sudah berlalu sejak tragedi tersebut berlangsung, doa akan selalu diucapkan untuk mengenang jasa-jasa mereka yang ikut menjadi korban maupun yang membantu menyelamatkan dan menjadi korban. Semoga mereka mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya.

~in loving memory~

Berikut ini ada beberapa site yang mungkin bisa Anda telusuri untuk mengingat-ingat kondisi yang terjadi saat itu, dan untuk Anda yang mungkin belum tahu.


  1. http://en.wikipedia.org/wiki/9/11

  2. http://911digitalarchive.org/

Rabu, 07 September 2011

Kisah sukses penyandang autis dan sindrom asperger


Success stories of persons with autism and Asperger syndrome

Sabtu, 3 September 2011.


Malam itu saya kesulitan untuk memejamkan mata, dan akhirnya memutuskan untuk memutar saluran pada channel HBO. Film yang sedang berlangsung sudah berjalan lama sepertinya, tetapi entah kenapa saya tertarik untuk melanjutkan menontonnya. Unik dan menarik untuk disimak, saya pikir. Ternyata film itu mengisahkan tentang seorang penderita autis yang sedang mengalami masa-masa sulitnya, dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan universitas dimana ia berkuliah.


Lalu, Selasa 6 September 2011 malam, saya kembali melihat acara yang sama, dan kali ini saya menyaksikannya dari bagian yang lebih awal dari kemarin. Oleh karena itu, film ini membuat saya semakin penasaran dengan siapa tokoh Temple Grandin yang sedang dikisahkan di film dengan judul sama dengan nama tokohnya. Bahkan ketika melihat di The Internet Movie Database (IMDB), film ini mendapatkan rating 8.4/10 dari 66 reviewer. Menurut saya, sudah sangat superb sekali film dengan rating tersebut. Berikut ini link-nya jika Anda tertarik menelaahnya lebih jauh; Temple Grandin - The Movie.


Siapa "Temple Grandin"?


Dr. Grandin is a designer of livestock handling facilities and a Professor of Animal Science at Colorado State University. Facilities she has designed are located in the United States, Canada, Europe, Mexico, Australia, New Zealand, and other countries. In North America, almost half of the cattle are handled in a center track restrainer system that she designed for meat plants. Curved chute and race systems she has designed for cattle are used worldwide and her writings on the flight zone and other principles of grazing animal behavior have helped many people to reduce stress on thier animals during handling.


She has also developed an objective scoring system for assessing handling of cattle and pigs at meat plants. This scoring system is being used by many large corporations to improve animal welfare. Other areas of research are: cattle temperament, environmental enrichment for pigs, reducing dark cutters and bruises, bull fertility, training procedures, and effective stunning methods for cattle and pigs at meat plants.


She obtained her B.A. at Frankin Pierce College and her M.S. in Animal Science at Arizona State University. Dr. Grandin received her Ph.D in Animal Science from the University of Illinois in 1989. Today she teaches courses on livestock behaviour and facility design at Colorado State Univeristy and consults with the livestock industry on facility design, livestock handling, and animal welfare. She has appeared on television shows such as 20/20, 48 Hours, CNN Larry King Live, PrimeTime Live, the Today Show, and many shows in other countries. She has been featured in People Magazine, the New York Times, Forbes, U.S. News and World Report, Time Magazine, the New York Times book review, and Discover magazine. In 2010, Time Magazine named her one of the 100 most influential people. Interviews with Dr. Grandin have been broadcast on National Public Radio. She has also authored over 400 articles in both scientific journals and livestock periodicals on animal handling, welfare, and facility design. She is the author of "Thinking in Pictures", "Livestock Handling and Transport," "Genetics and the Behavior of Domestic Animals," and "Humane Livestock Handling." Her books "Animals in Translation" and "Animals Make Us Human" were both on the New York Times best seller list. "Animals Make Us Human" was also on the Canadian best seller list. Her life story has also been made into an HBO movie titled "Temple Grandin, staring Claire Danes." The movie shows her life as a teenager and how she started her career.


Source: http://grandin.com/temple.html
This web page was put up to educate people throughout the world about modern methods of livestock handling which will improve animal welfare and productivity. You have permission to copy articles, pictures, and diagrams. Please acknowledge Temple Grandin.


Karirnya, banyak diwarnai juga dengan pengalamannya tinggal di sebuah peternakan milik relasi Ibunya. Awanya, ia sempat mendapat cemooh mengenai ide-ide briliannya, yang pada waktu itu dianggap aneh oleh pelaku bisnis Rumah Pemotongan Hewan. Berikut ini adalah resume profesionalnya yang saya kutip dari http://grandin.com/professional.resume.html.


Temple Grandin Ph.D


Professor of Animal Science, Colorado State University, Fort Collins, Colorado, 80523, USA


Consultant and designer of livestock handling facilities, Grandin Livestock Handling Systems Inc.


EDUCATION:
B.A. (Psychology), Franklin Pierce College, 1970
M.S. (Animal Science), Arizona State University, 1975
Ph.D. (Animal Science), University of Illinois, 1989


AWARDS:
1984, Meritorious Service, Livestock Conservation Institute (now National Institute of Animal Agriculture)
1990, National Provisioner, Processing Stars of 1990
1990, Who's Who of American Women
1994, Golden Key National Honor Society, Honorary Member
1994, Industry Innovator's Award, Meat Marketing and Technology Magazine
1995, Industry Advancement Award, American Meat Institute
1995, Animal Management Award, American Society of Animal Science
1995, Harry C. Roswell Award, Scientists Center for Animal Welfare
1995, The Brownlee Award for International Leadership in Scientific Publication Promoting Respect for Animals, their Nature and Welfare, Animal Welfare Foundation of Canada, Vancouver, BC
1997, CAS/Miller Com 97 Campus Wide Lecture at the University of Illinois
1997, Profiled in Who's Who in America
1997, Alpha Zeta Centennial Honor Roll
1998, F.W. Presant Memorial Lecture, University of Guelph, Guelph, Ontario, Canada
1998, Forbes Award, National Meat Association
1998, Geraldine R. Dodge Foundation - Humane Ethics in Action, Purdue University, West Lafayette, IN
1999, Woman of the Year in Service to Agriculture, Progressive Farmer Magazine
1999, Humane Award, American Veterinary Medical Association
1999, Honary Doctorate, McGill University, Montreal, Quebec
1999, Named as one of the 26 Industry Influentials by Meat Marketing and Technology Magazine
1999, Animal Welfare Award, Animal Transportation Association
1999, Founders Award, American Society for the Prevention of Cruelty to Animals
2000, Temple Grandin profiled in The New York Times, Scientists at Work, McGraw Hill Books, New York, NY. pp. 48-57. Profile by Anne Raver
2001, Joseph Wood Krutch Medal - The Humane Society of the United States
2001, Knowlton Award for Innovation, Meat Marketing and Technology
2001, Wood Gush Memorial Lecture, International Society of Applied Ethology
2002, Richard L. Knowlton Innovation Award from Meat Marketing and Technology Magazine
2002, British Society of Animal Science, Yorkshire England, Animal Welfare Award Royal Society for the Prevention of Cruelty in Animals
2002, University of Illinois Alumni Illini Comeback Award. Five distinguished alumni are invited back each year during homecoming. Other comeback Illini for 2002, were an astronaut, university president, the inventor of Microsoft Office, and an administrator of a scholarship program
2003, Western Section American Society of Animal Science
2004, Honorary Doctorate of Science, University of Illinois
2004, President's Award, National Institute of Animal Agriculture
2004, The Beef Top 40: The 40 most influential people in the beef industry. Awarded on the 40th anniversary of Beef Magazine
2004, The Organic Style Magazine's Environmental Power List
2006, Animals in Translation was a Top Science Book of the Year in Discover Magazine, January 2006 p.74
2006, Frank H.T. Rhodes Class of 1956 Visiting Professor at Cornell University
2007, Autism Society of America Founder's Award
2007, Dept. of Health and Humane Services, Secretary's Highest Award, Washington D.C.
2008, Franklin Pierce College, Alumni Association: Leader of Conscience Award
2009, Honorary Doctorate - Swedish University, University of Agricultural Science, Uppsala, Sweden, Faculty of Veterinary Medicine, Degree in Animal Welfare
2009, Sharp Cleaver Award - Colorado and Wyoming Association of Meat Processors
2009, Meat Industry Hall of Fame, Chicago, Illinois
2009, Headliner Award, Livestock Publications Council, Fort Worth, Texas
2010, Fellow - American Society of Animal Science
2010, Inducted into the National Cowgirl Hall of Fame in Dallas, Texas
2010, Honorary Doctorate, Duke University
2010, Honorary Doctorate, Lakehead University
2010, Colorado Cattlemen's Assocation, Honorary Life Member
2010, National Cattlemen's Beef Association - Lifetime Achievement Award
2010, Oklahoma State University created an endowed professorship in animal behavior in honor of Temple Grandin


PROFESSIONAL MEMBERSHIPS:
American Society of Animal Science
American Society of Agricultural Engineers
American Society of Agricultural Consultants
American Registry of Professional Animal Scientists
National Institute of Animal Agriculture (formerly Livestock Conservation Institute)


BOOKS ON LIVESTOCK SUBJECTS:
Grandin T. 1993-2000, 2007. (Editor). Livestock Handling and Transport, CAB International, Wallingford, Oxon, United Kingdom. 2nd Edition, 2000. 3rd Edition, 2007.


Titles of chapters written by T. Grandin:



  • Introduction: Management and economic factors of handling and transport.

  • Behavioral principles of handling cattle and other grazing animals under extensive conditions.

  • Handling facilities and restraint of range cattle.

  • Handling and welfare of livestock in slaughter plants.

Grandin, T. 1995. Thinking in Pictures. Vintage Press (Division of Random House), New York, NY.
Grandin, T. 2000. Beef Cattle Behavior, Handling and Facilities Design. Grandin Livestock Handling Systems Inc., Fort Collins, CO.


Grandin, T. 1998 (Editor). Genetics and the Behavior of Domestic Animals. Academic Press, San Diego, CA.


Titles of chapters written by T. Grandin and M. Deesing:



  • Behavioral genetics and animal science.

  • Genetics and behavior during handling restraint and herding.

  • Genetics and animal welfare.

Grandin T. and Johnson C., 2005. Animals in Translation. Scribner (Division of Simon and Schuster), New York, NY.
Grandin T. and Deesing M. 2008. Humane Livestock Handling. Storey Publishing, North Adams, Massachusetts.
Grandin T. and Johnson C. 2009. Animals Make Us Human. Houghton Mifflin Harcourt, New York, NY.
Grand in, T. 2009. Slaughter plants behavior and welfare assessment, Encyclopedia of Animal Behavior (online) ANBY: 00083 Elsevier (ln press, accepted for publication).


Grandin, T. 2010. Improving Animal Welfare: A Practical Approach, CABI Publishing, Wallingford, Oxfordshire UK. (ISBN-13-978-1-84593-541-2).


I wrote seven (7) chapters for this book and edited the chapters of eight (8) invited contributors. The chapters written by Temple Grandin include:
Chapter 1 — The importance of measurement to improve the welfare of nmlivestock, poultry, and fish, pp. 1-20
Chapter 3 — Implementing effective standards and scoring systems for assessing animal welfare on farms and slaughter plants, pp. 32-49
Chapter 5 — How to improve livestock handling ad reduce stress, pp. 64-87
Chapter 7 — Welfare during transport of livestock and poultry, pp. 115-138
Chapter 8 — Improving livestock, poultry, and fish welfare in slaughter plants with auditing programs, pp. 160-185
Chapter 11 — The effects of economic factors on the welfare of livestock and poultry, pp. 214-226
Chapter 12 — Successful technology transfer of behavioral and animal welfare research to the farm and slaughter plant, pp. 274-289


VIDEOS OF LECTURES BY TEMPLE GRANDIN:



  • Cattle Handling Principles to Reduce Stress

  • Animal Handling in Meat Plants

  • Low Stress Handling of Pigs

  • Preventing Behavior Problems in your horse

Sangat mengagumkan, bahkan bagi mereka yang termasuk kategori 'normal' sekalipun. Tetapi, kategori 'normal' terlalu sangat mendiskreditkan mereka yang dianggap 'tidak normal'. Saya takjub untuk perjuangan dan kerja keras dari Temple Grandin, karena gigih terus memperjuangkan apa yang menurutnya benar. Dengan segala keterbatasan yang dimilikinya, ia sanggup untuk menjadikan hal tersebut sebagai motivasi yang membuatnya keluar dari zona ketakutan.


Semua hal ini mungkin terwujud, tidak lain karena ia mendapatkan dukungan yang sangat berarti, terutama dari Ibunya. Ibunya terus memperjuangkan anaknya, yang sejak usia 4 tahun sudah di-cap sebagai penderita Autistik, bahkan disebutkan sebagai skizofrenia pada tahap anak-anak. Bahkan, ia didiagnosa harus mendapatkan perawatan intensif dalam sebuah institusi bagi penyandang sakit. Tetapi, beruntung ibunya tidak mudah percaya dengan keputusan tersebut, dan terus berjuang mempertahankan hak anaknya untuk mendapatkan perlakuan yang sama dengan anak-anak 'normal' lainnya.


Saya tidak terlalu tahu dengan persis bagaimana perkembangan pendidikan maupun pelatihan untuk mereka yang menyandang Autis maupun Sindrom Asperger di Indonesia ini, khususnya untuk mereka yang masih kanak-kanak. Saya hanya berharap sistem pendidikan kita mampu mengakomodir mereka, karena ketika mereka mendapatkan perlakuan yang adil sesuai dengan kebutuhannya, bukan tidak mungkin mereka juga mampu mengikuti kegiatan perkembangan anak 'normal' lainnya atau bahkan melampauinya.


Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perjuangan Temple Grandin dalam kegiatan Autis dan Sindrom Asperger, Anda bisa mengikuti laman situs berikut: http://templegrandin.com/templehome.html.

Selasa, 06 September 2011

Arti dan Makna Pohon di rumah

Ini adalah beberapa jenis pohon yang bisa, boleh maupun yang perlu dihindari ketika memilih tanaman penghias halaman rumah Anda. Boleh percaya boleh tidak, tetapi intinya menanam satu pohon turut membantu gerakan penghijauan bumi kita tercinta. Hidup GO GREEn!


Disarankan menanam pohon sedap malam
makna yang didapat, pemilik rumah yang menanam pohon itu dipekarangan rumah, akan mendapatkan rasa tentram dan damai dalam kehidupan keluarga.

Disarankan menanam pohon pinang merah
makna yang didapat, akan dapat mengundang rezeki. Dapat pula menjadi penangkal niat jahat dari orang yang hobby meneluh, guna-guna, santet dan sebagainya.

Disarankan menanam pohon bunga matahari
makna yang didapat, kebahagiaan dan kedamaian serta keharmonisan dalam rumah tangga pemiliknya.

Disarankan untuk menanam sawo kecik
makna yang didapat, sang pemilik rumah akan selalu dihormati masyarakat

Disarankan untuk menanam pohon kenanga
makna yang didapat, sebagai penangkal ilmu hitam, guna-guna, santet, teluh, dan sejenisnya.

Disarankan menanam pohon kelor
makna yang didapat, sebagai penangkal ilmu hitam, guna-guna, santet, teluh, dan sejenisnya.

Disarankan untuk menanam pohon kuping gajah
makna yang didapat, akan membawa rezeki lebih lagi jika pohon tumbuh subur

Disarankan untuk menanam pohon bunga wijayakusuma
makna yang didapat, akan sebagai pengundang rezeki kepada pemilik rumah, terutama jika sedang mekar

Disarankan untuk menanam pohon bunga mawar
makna yang didapat, sebagai pengundang rezeki bagi pemilik rumah

Disarankan menanam pohon talas besar diempat sudut pekarangan rumah
makna yang didapat, sebagai penangkal pencuri masuk ke dalam rumah

Jikalau anda seorang usahawan janganlah anda menanam anggur dihalaman rumah
makna yang didapat, semua usaha akan bangkrut

Jikalau anda memiliki bunga kamboja berkelopak ganjil
makna yang didapat, sebagai pemanggil rezeki

Jikalau anda memiliki bambu buta atau bambu tidak berongga
makna yang didapat, sebagai penangkal ilmu hitam

Jikalau anda ingin menghadap penguasa kantungilah daun sirih
makna yang didapat, sebagai sarat agar omongan anda selalu didengar

Jikalau anda ingin menghadapi ujian simpanlah sebagai injakan sepatu daun sirih
makna yang didapat, dapat memberikan ketenangan

Jikalau anda ingin mengunjungi rumah pacar untuk pertama kali kantungkanlah kedalam kemeja daun sirih
makna yang didapat, akan menimbulkan ketenangan dan membangkitkan kesan simpati pada sang kekasih dan calon mertua

Janganlah menanam pohon beringin di halaman rumah
makna yang didapat, karena akan menjadi tempat tinggal roh-roh jahat

Janganlah anda menanam pohon maja di halaman rumah
makna yang didapat, usaha bisnis akan bangkrut

Anjuran menanam pohon jahe di halaman rumah
makna yang didapat, sebagai penangkal roh halus yang jahat

Janganlah menanam padi di halaman rumah
makna yang didapat, anda akan menderita kemiskinan seumur hidup

Janganlah menunjukkan tangan jari anda kearah bunga pada pohon-pohon yang akan berbuah
makna yang didapat, bunga-bunga pada pohon tersebut akan berguguran dan tak akan berbuah.

Janganlah menanam pohon pepaya dihalam rumah
makna yang didapat, pemilik rumah akan menderita kesialan, karena hasil usahanya akan merosot tajam dari hari-kehari.

Janganlah menanam pohon anggur disekitar rumah
makna yang didapat, pemiliknya akan kehilangan mata pencaharian

Janganlah menanam pohon belimbing wuluh
makna yang didapat, sang pemilik rumah akan selalu diganggu roh halus yang jahat

Janganlah menanam jagung di halaman rumah
makna yang didapat, sang pemilik akan selalu sakit-sakitan dan akan selalu bertengkar dengan tetangga atau keluarga.

Janganlah menanam pohon kemboja dihalaman rumah
makna yang didapat, akan selalu menimbulakn kesan seram seperti suasana kuburan, dan konon dapat mengundang roh jahat yang aka selalu mengganggu.

Janganlah menebang pohon bambu pada hari pasaran (saat) wage
makna yang didapat, bambu yang akan digunakan akan cepat patah atau rapuh

Janganlah menanam pohon bawang
makna yang didapat, bila menanam di pekarangn rumah akan memberi pengaruh yang menyedihkan yaitu, pemilik akan selalu ditimpa kesialan.

Janganlah menanam pohon cabe
makna yang didapat, bila menanamnya dipekarangan rumah sang pemilik rumah akan selalu bertengkar dan berselisih diantara sesama anggota keluarga dalam rumah tangga

source:http://www.primbon.com/tanaman.htm

Daun Salam, Penyedap Masakan Sekaligus Obat

Natural Healing Wed, 10 Feb 2010 15:00:00 WIB



MASAKAN Indonesia dikenal kaya rasa, terutama karena selalu dicampur dengan aneka rempah-rempah. Dari sekian banyak rempah, daun salam termasuk yang kerap disertakan dalam masakan sebagai penambah aroma.



Daun salam adalah bay leaf-nya Indonesia. Bentuk daunnya sangat khas, dengan bau mirip jambu karena memang tergolong keluarga jambu-jambuan. Sayur lodeh, garang asem, dan opor merupakan contoh masakan yang tak pernah lepas dari campuran daun salam.



Di Australia, daun salam diterjemahkan sebagai bay leaf. Namun, tidak semua bay leaf adalah daun salam seperti yang orang Indonesia maksudkan. Bila membeli bay leaf, dengan mudah kita bisa membedakan apakah itu daun salam yang kita maksud atau bay leaf yang lain.



Daun salam selain mudah didapat dan menjadi penambah rasa pada masakan, juga memiliki khasiat obat yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika Anda atau anggota keluarga mengalami diare, ambil 15 lembar daun salam segar, lalu rebus bersama dua gelas air sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, tambahkan sedikit garam, kemudian diminum.



Air rebusan daun salam juga dapat mengatasi asam urat yang tinggi. Sebanyak 10 lembar daun salam direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat. Lalu, untuk mengatasi stroke, 10 lembar daun salam dan 50 gram jantung pisang dibuat masakan sesuai selera, lalu dimakan.



Bagi penderita kolesterol tinggi, 7 lembar daun salam dan 30 gram daun dewa segar direbus dalam 700 cc air hingga tersisa 350 cc. Lalu, ramuan disaring dan diminum sebanyak dua kali sehari.(Koran SI/Koran SI/tty)


Sumber:

DEWAN KEPAUSAN UNTUK DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA: UCAPAN SELAMAT DI AKHIR BULAN RAMADAN

DEWAN KEPAUSAN
UNTUK DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA


UCAPAN SELAMAT DI AKHIR BULAN RAMADAN
‘Id al-Fitr 1432 H. / 2011 A.D.


Umat Kristiani dan Umat Muslim:
Bekerjasama Untuk Dimensi Rohani Manusia


Kota Vatikan


Sahabat-sahabat Muslim yang terkasih,



  1. Akhir bulan puasa Ramadan adalah merupakan sebuah kesempatan yang menggembirakan bagi Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama untuk mengirimkan ucapan Selamat yang paling tulus kepada Anda dengan harapan, agar segala upaya yang telah dilakukan dengan senang hati selama bulan ini akan menghasilkan buah-buah rohani yang diidam-idamkan.


  2. Untuk tahun ini, kami berpikir untuk memberikan prioritas kepada topik dimensi rohani dari pribadi manusia. Topik ini berkaitan dengan sebuah kenyataan yang dianggap amat penting oleh umat Kristiani dan umat Muslim, yang sama-sama menghadapi tantangan materialisme dan sekularisasi. Hubungan setiap manusia dengan Yang Ilahi sesungguhnya bukan hanya merupakan sebuah momen di dalam sejarah, melainkan sebuah bagian dari kodrat manusia itu sendiri. Kita tidak percaya kepada nasib; tetapi kita yakin – lebih dari itu adalah merupakan pengalaman kita
    sendiri – bahwa Tuhan senantiasa menuntun kita di jalan hidup ini!


  3. Umat Kristiani dan umat Muslim, sekalipun berbeda, toh besama-sama mengakui harkat dan martabat manusia yang diberkahi dengan hak-hak serta kewajiban. Keduanya sepakat bahwa akal budi dan kebebasan adalah sungguh-sungguh merupakan anugerah yang harus mendorong umat beriman untuk mengakui nilai-nilai ini yang diberikan karena berbasis di atas kodrat manusia yang sama.


  4. Oleh sebab itu, penyebaran nilai-nilai kemanusiaan dan moral tersebut kepada generasi muda merupakan sebuah perhatian kita bersama. Adalah kewajiban kita untuk membantu mereka agar mereka menyadari bahwa ada kebaikan dan kejahatan, bahwa hati nurani adalah instansi tempat sakral yang harus dihormati, dan bahwa pengembangan aspek rohani membuat kita semakin bertanggungjawab, semakin mendukung dan semakin terbuka untuk kebaikan bersama.


  5. Umat Kristiani dan umat Muslim terlalu sering menjadi saksi kejahatan terhadap yang sakral, terhadap kecurigaan, di mana mereka yang menyebut dirinya orang beriman justru yang menjadi sasarannya. Kita tidak bisa tidak harus mengakhiri segala bentuk fanatisme dan intimidasi, prasangka-prasangka dan polemik-polemik, demikian pula diskriminasi yang kadang-kadang menjadikan umat beriman sebagai sasaran, baik di dalam kehidupan sosial dan politik, maupun di dalam media massa.


  6. Secara rohani kami merasa dekat dengan Anda, sahabat-sahabat sekalian, dan seraya memohon kepada Tuhan agar Ia melimpahkan kekuatan rohani yang diperbaharui kepada Anda sekalian; kami mengirimkan kepada Anda ucapan Selamat untuk perdamaian dan kebahagiaan.


Jean-Louis Cardinal Tauran
President



Archbishop Pier Luigi Celata
Secretary



DEWAN KEPAUSAN
UNTUK DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA
00120 KOTA VATIKAN
Tel: +39.06.6988 4321
Fax: +39.06.6988 4494
E-mail: dialogo@interrel.va
http://www.vatican.va/roman_curia/pontifical_councils/interelg/index_it.htm



source: http://www.vatican.va/roman_curia/pontifical_councils/interelg/documents/rc_pc_interelg_doc_20110819_ramadan2011_id.pdf

Orasi Profesor Emil Salim

Seiring dengan acara hala Bihalal Idul Fitri di lingkungan Universitas Indonesia, Prof. Emil Salim didaulat memberikan Orasi Ilmiahnya. Berikut saya tampilkan isi dari orasi beliau yang sempat dibagikan oleh kawan saya di salah satu milis.

MEMBANGUN TATA-KELOLA UNIVERSITAS INDONESIA BERHATI-NURANI

Sudah menjadi tradisi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia menyelenggarakan setiap tahun pertemuan halal bi halal mempererat ikatan silaturahmi antar anggota keluarga fakultas. Kali ini keadaannya agak istimewa karena secara luas melalui media sosial saya “ditodong” untuk memberikan “orasi ilmiah” dengan judul, yang bukan saya ciptakan, tentang pemberian gelar Dr.Honoris Causa kepada Raja Arab Saudi beberapa waktu lalu.

Semula saya risi menyampaikan “orasi ilmiah” dalam kesempatan acara halal bi halal yang sarat dengan semangat persaudaraan, kekeluargaan antara kita sesama anggota civitas academika Fakultas Ekonomi khususnya dan Universitas Indonesia umumnya.

Namun saya kemudian tertegun ketika selama beberapa hari akhir-akhir ini menerima ratusan sms dan surat-elektronik yang datang bertubi-tubi mengungkapkan keprihatinan terhadap buruknya tata-kelola pimpinan Universitas yang berujung pada saran menurunkan Rektor Universitas Indonesia. Bahkan tumbuh kekhawatiran bahwa “orasi ilmiah” bisa dijadikan alat politik “menghantam dan menggoreng Pemerintah” oleh media pers dan kalangan yang kurang menyukai Pemerintah.

Tersimpul dalam ratusan sms dan surat-elektronik ini pula kehausan pada tata-kelola Universitas Indonesia yang lebih baik dan bertumpu pada keinginan agar bisa ditegakkan (1) pola managemen yang transparan; (2) akuntabilitas dalam pelaksanaan; (3) partisipasi dari para penopang-kepentingan dalam universitas; (4) berkembang subur sistem check-and-balances dalam pengelolaan universitas; (5) tumbuhnya suasana kreatifitas bebas dari rasa ketakutan untuk berbeda-pendapat dalam kampus Universitas;

Mengapakah timbul arus bawah yang demikian besar kritisnya terhadap tata-kelola Universitas Indonesia akhir-akhir ini?

Selama satu dekade lebih, sejak diterbitkan pada tanggal 26 Desember 2000 “Peraturan Pemerintah nomor 152 tahun 2000”, tumbuh dan berkembang Universitas Indonesia sebagai Badan Hukum Milik Negara yang menyelenggarakan pendidikan tinggi berasaskan
(a) kemandirian moral untuk membangun perguruan tinggi sebagai kekuatan moral dalam pembangunan masyarakat yang demokratis dan mampu bersaing global;
(b) berwawasan global guna mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan seni.

Organisasi Universitas Indonesia terdiri dari:
(1) Majelis Wali Amanat (MWA) sebagai organ Universitas yang mewakili kepentingan pemerintah, kepentingan masyarakat dan kepentingan universitas beranggotakan 21 orang, yakni Menteri, 11 wakil Senat Akademik Universitas Indonesia yang dipilih olleh SAU, 6 orang wakil unsure masyarakat umum yang diusulkan oleh SAU, 1 orang unsure karyawan universitas, 1 orang mewakili unsure mahasiswa, dan 1 orang mewakili unsure Rektor yang tidak dapat dipilih sebagai ketua dan tidak memiliki hak suara dalam hal menyangkut kinerja Rektor dan pemilihan Rektor;
(2) Dewan Audit sebanyak 5 orang yang bertanggung-jawab kepada MWA;
(3) Senat Akademik terdiri dari Rektor dan Wakil Rektor, Dekan Fakultas dan Ketua Program Pascasarjana, Wakil Guru Bersar, wakil Dosen bukan Guru Besar dan Kepala Perpustakaan Universitas;
(4) Dewan Guru Besar mencakup semua Guru Besar UI;
(5) Pimpinan Universitas terdiri dari Rektor dibantu bebepara orang Wakil Rektor. Rektor UI diangkat dan diberhentikan oleh MWA melalui pemilihan dengan suara yang dimiliki ujukan Menteri (35%) dan 65% sisa dibagi rata kepada setiap anggota lainnya. Calon Rektor diajukan oleh Senat Akademik kepada MWA melalui proses pemilihan.

Tampak dengan jelas sifat demokratis dengan pola check-and-balances selama sepuluh tahun (2002-2012) UI memiliki dua masa kerja MWA dan Rektor.

Atas permohonan sebuah yayasan kepada Mahkamah Konstitusi menguji UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU nomor 9 tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (BHP) terhadap UUD 1945 maka Mahkamah Konstutusi pada tanggal 31 Maret 2010 membatalkan UU BHP, Penafsiran Pasal 53 ayat (1) UU Sisdiknas dan Pencabutan Penjelasan pasal 53 UU Sisdiknas, dan mencabut hal terkait dengan istilah Badan Hukum Pendidikan.

Sebagai implikasi dari keputusan Mahkamah Konstitusi lahir Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan atas PP no.17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan yang pada pokoknya menjelaskan bahwa

Pengelolaan pendidikan yang dilakukan UI masih tetap berlangsung sampai dilakukan penyesuaian pengelolaannya berdasarkan PP ini.
Penyesuaian pengelolaan dilakukan palinglama 3 tahun sebagai masa transisi sejak PP diundangkan;
UI (dan 6 PT BHMN lainnya) ditetapkan sebagai perguruan tinggi diselenggarakan Pemerintah;
Penetapan lebih lanjut masing-masing perguruan tinggi sebagaimana dimaksud sebagai perguruan tinggi diselenggarakan Pemerintah ditetapkan dengan Peraturan Presiden;
Peraturan Pemerintah nomor 152 tahun 2000 tentang Penetapan UI sebagai BHMN masih tetap berlaku sepanjang dimaknai sebagai fungsi penylenggara pendidikan tinggi yang tidak bertentangan dengan PP ini dan peraturan perundang-undangan sesudah masa transisi;
Tata kelola perguruan tinggi dinyatakan masih tetap berlaku adalah tidak termasuk kelola keuangan.

Nampaknya pasal-pasal tentang masa transisi ini menimpbulkan multi-tafsir antara pendapat hukum Rektorat dengan Penasehat Hukumnya didukung Direktur Jendral Pendidikan tinggi di satu fihak dengan pendapat hukum yang diperoleh MWA, Dewan Guru Besar UI dan Dewan Guru Besar Hukum UI yang secara khusus diminta Legal Opinion-nya oleh MWA mengatasi kemelut tafsir hukum ini.

Berdasarkan pendapat hukum yang saya terima, seharusnya selama masa transisi sekarang ini hingga dikeluarkannya; (1) Peraturan Presiden tentang Status Perguruan Tinggi UI dan (2) Keputusan Mendiknas tentang Statuta UI, maka tata kelola UI dan organ-organ UI masih mengikuti PP nomor 152 tahun 2010.

Sementara itu, Rektor telah melaksanakan perubahan organ-organ di dalam UI sesuai PP nomor 66 tahun 2010 tanpa menunggu diterbitkannya payung hukum tentang status UI maupun Statuta UI yang menjadi landasan tata kelola UI.

Dengan keprihatinan yang mendalam saya pelajari dampak dari tidak dijalankannya masa transisi dari sisi ketiadaan good governance dengan checks and balances yang memadai. Organ Senat Akademi Universitas, yang keanggotaannya berakhir pada tanggal 17 Juli 2011 dan dalam masa transisi masih bisa diisi oleh anggota baru dan dimungkinkan masih diperpanjang masa kerjanya, ternyata dirubah pada tanggal 15 Mei 2011 menjadi Senat Universitas, suatu organ yang baru ada dalam PP nomor 66 tahun 2010 tanpa mengindahkan masa transisi.

Dan karena tidak ada perwakilan Senat Universitas dalam MWA, maka terpangkas dan terputuslah prinsip partrisipatori dalam pola good governance ini.

Kemudian bagaimana mekanisme dan proses pemilihan dan penentuan anggota Senat Universitas? Proses pemilihan dan penentuan anggota Senat Unikversitas harus diatur dalam Statuta UI, yang belum ada sekarang ini.

Hal serupa kita temukan pada organ Dewan Guru Besar UI, yang berakhir masa-tugasnya tanggal 24 Agustus 2011 dan memerlukan pemilihan baru atau perpanjangan masa kerja. Lagi-lagi DGB mengalami kenyataan bahwa pekerjaannya tidak dilanjutkan karena “tidak dikenal dalam PP nomor 66 tahun 2011”. Keharusan adanya masa transisio seperti diamanatkan PP 66 tahun 2011 itu sendiri diabaikan. Lagi pula bila masa kerja anggotanya habis, tidaklah berarti organnya dibubarkan.

Konsep Statuta UI yang menyangkut karakter dan semangat UI diajukan kepada Mendiknas tanpa konsultasi dan partisipasi transparan dengan MWA dan Dewan Guru Besa rUI. Dan bila dipelajari konsep yang “bocor” ke tangan di luar Mendiknas, maka dengan terkejut tercermin konsep pengambilan keputusan yang terpusat di satu tangan dan mereduksi UI sebagai “satuan kerja” di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional. Kemanakah prinsip-prinsip tata kelola good governance?

Yang menarik bahwa konsep Statuta disampaikan kepada Mendiknas sementara Peraturan Pemerintah tentang Status Hukum UI yang menjadi dasar pembuatan statute belum diterbitkan.

Mengapa perkembangan semua ini dimungkinkan dalam lingkungan UI dan Kementerian Pendidikan Nasional ?

Bila saya sampaikan hal-hal ini secara terbuka, bukankah saya membuka aib UI di hadapan publik. Saluran yang semula terbuka bagi saya untuk menyampaikan masalah intern UI kepada yang berkepentingan sejak beberapa lama tertutup karena anggapan bahwa dengan tidak dikenalnya Majelis Wali Amanat dalam PP nomor 66 tahun 2011, sesungguhnya hak hidup MWA tidak ada dan menjadi demisioner, sungguhpun Surat Pengangkatan Mendiknas menjadi anggota MWA belum dicabut.

Saya bersyukur bahwa semalam telah berlangsung pertemuan silaturahmi di rumah saya antara Rektor UI, saudara Gumelar, Ikatan Lulusan Universitas Indonesia, Dipo Alam dan saya untuk kemudian sepakat membentuk tim bersama mengatasi menyelamatkan UI dan menegakkan good governance dalam lingkungan UI.

Permasalahan yang saya singgung disini bukanlah menyangkut masalah perorangan diri saya selaku anggota, atau saudara Gumelar sebagai Rektor, atau saudara Dipo selaku ILUNI. Yang ingin saya angkat adalah rohnya UI yang diembannya selama puluhan tahun. Universitas Indonesia diselenggaran berasaskan kemandirian moral untuk membangun perguruan tinggi sebagai kekuatan modal dalam membangun masyarakat yang demokratis dan mampu bersaing secara global.

UI bukanlah sekedar kumpulan gedung-gedung di kampus Depok atau Salemba. UI bukan pula kumpulan guru besar, dosen atau orang pintar serta mahasiswa yang rajin berkuliah Senin-Jumat pagi-sore.

UI selama sejarah hidupnya adalah mercu suar kemandirian moral yang tegar berdiri dalam kegelapan masa apapun, diterjang angin taufan perlawanan sedahsyatpun. Karena UI diisi oleh keberanian moral membangun masyarakat yang demokratis dan mampu bersaing secara global.

Saya memilih karier hidup saya 55 tahun lalu bekerja dari tingkat Asisten Dosen sampai Professor Emiritus Universitas Indonesia. Marilah kita bersama pada masa akhir hidup saya kita tetap tegakkan alma mater Universitas Indonesia meneruskan sejarah gemilangnya masa lampau untuk tetap menjadi kekuatan moral membangun masyarakat yang demokratis.

Jakarta, 5 September 2011.
Emil Salim

Polemik Gelar Doktor Honoris Causa

Baru-baru ini, ramai diberitakan bahwa UI memberikan gelar Doktor HC (Honoris Causa) kepada Raja Arab Saudi. Sayangnya, niat baik ini berujung pada polemik. Di bawah ini ada artikel dari kompas.com yang memuat nama-nama penerima gelar Doktor HC dari UI.

Silahkan disimak.

Inilah 9 Penerima Gelar Doktor HC UI
Andy Riza Hidayat | Robert Adhi Ksp | Senin, 5 September 2011 | 21:25 WIB

DEPOK, KOMPAS.com - Sejak tahun 2009 sampai 2011 ini, Universitas Indonesia (UI) telah memberikan gelar doktor honoris causa (HC) kepada sembilan orang.

Mereka antara lain dari dalam negeri dan luar negeri, dari sastrawan sampai kepala negara. Penentuan gelar doktor ini ditentukan oleh Komite Penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa.

Sebagian besar gelar ini diberikan di Kampus UI, namun beberapa di antaranya, termasuk Raja Abdullah bin Abdul-Aziz Al Saud diberikan di negaranya.

Inilah penerima gelar doktor honoris causa (HC) UI itu:
(1) Taufik Ismail bidang Ilmu Sastra diberikan 31 Januari 2009
(2) Taufik Abdullah bidang Ilmu Sejarah diberikan 31 Januari 2009
(3) Isidro F Aguillo Cano bidang Sistem Informasi diberikan 16 April 2009
(4) Prof Dr Daisaku Ideka bidang Ilmu Filsafat dan Perdamaian 10 Oktober 2009
(5) Prof Dr Ing BJ Habibie bidang Filsafat Teknologi 6 April 2011
(6) Abdullah Gul bidang Ilmu Politik 6 April 2011
(7) Kebawah Duli Yang Maha Mulia Sultan Haji Hassanal Bokiah Mu'izzaddin Waddaulah, Sultan dan Yang Di-Pertuan Negara Brunei Darussalam bidang Filsafat Kemanusiaan dan Peradaban 21 April 2011
(8) Prof APM Heintz MD Phd bidang Humanistic Medicine 26 Juli 2011
(9) Raja Abdullah bin Abdul-Aziz Al Saud bidang Perdamaian Internasional dan Kemanusiaan 21 Agustus 2011

Senin (5/9/2011), Devie Rahmawati, Kepala Kantor Sekretariat Pimpinan UI mengatakan pemberian gelar doktor honoris causa ini dilakukan dengan syarat yang sama oleh komite yang sama.

Namun polemik muncul ketika Rektor UI Gumilar Rusliwa Somantro memberikan gelar doktor untuk Raja Abdullah bin Abdul-Aziz Al Saud.

Senin, 05 September 2011

Mudik Idul Fitri

Yup, mudik, suatu tradisi turun menurun para kaum rantau yang pernah dan masih memiliki kampung halaman nan jauh dari sumber mata pencaharian mereka saat ini. Fenomena mudik memang selalu menjadi hal yang dinanti-nantikan, bukan hanya oleh mereka kaum rantau tapi juga oleh saya sang penghuni Jakarta. Kenapa? karena Jakarta di saat musim mudik tiba menjadi kota yang sangat menyenangkan. dalam kamus besar bahasa saya, jalan yang menyenangkan adalah ketika Anda bisa melakukan perjalanan dari rumah, ke daerah Pondok Indah, lalu kembali ke Taman Anggrek, dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 1 1/2 jam tanpa adanya hambatan berarti.

Mudik memang seakan menjadi suatu kebutuhan batiniah lebih daripada lahiriah. Karena secara lahirian (badan), maka Anda hanya melakukan tindakan menyiksa diri sendiri secara sadar dan sukarela. Sedangkan secara batiniah, Anda merasa harus kembali ke pelukan kampung halaman, terutama jika disana masih ada orang tua, sanak saudara, dan mungkin juga teman temin (baik mesra maupun tidak). Sebagai orang dengan budaya dari timur, sudah layak dan sepantasnyalah kita menjunjung tinggi balas budi dan abdi baik kita kepada orang tua. Karena kalau tidak, KUALAT lah hukumnya. Siapa yang mau dianggap kualat dengan orang tuanya? ambil contoh lah si Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu karena kualat terhadap Ibunya seorang. Jadi, daripada dikutuk oleh orang tua, jauh lebih baik lah Anda memenuhi kebutuhan batiniah tersebut.

Biasanya, mudik diidentikkan dengan adanya hari raya besar Umat Islam di Indonesia. Karena, menjelang hari raya ini dan juga setelahnya, pemerintah selaku penguasa pemberi hari cuti bersama menetapkan hari-hari sebelum dan sesudah Hari raa Idul Fitri (a.k.a Lebaran) sebagai hari cuti bersama. Jadi, bagi para pencari uang/rejeki seperti saya dan juga Anda, baik yang sudah terbit hari cutinya maupun yang masih memangku penuh harap kapan mendapat jatah cuti, hari tersebut sangatlah dinantikan.

Liburan menjadi tema utama yang hangat diperbincangkan menjelang hari-hari tersebut, dan tentu saja silaturahmi dengan handai taulan di Hari Raya Idul Fitri. Libur menjadi sangat bermanfaat bagi manusia secara umumnya, karena dengan libur berarti Anda meluangkan sedikit waktu untuk mengistirahatkan pikiran Anda untuk hal-hal yang rumit dan berbau kerjaan, dan menggantinya dengan pikiran siapa yang harus mengepel dan juga mencuci baju serta memomong anak dikala sang asisten rumah tangga (A.R.T.) Anda pulang.

Ya, liburan di kala musim mudik tiba memang memberikan efek yang kurang menyenangkan juga, terutama ketika Anda menjadi penunggu rumahan, mengambil alih tugas si A.R.T. yang selama ini tidak menjadi beban pikiran Anda. Bagi Anda pemilik pikiran nan positif, akan menganggapnya sebagai kesempatan untuk melatih gerak badan yang mungkin termasuk kurang (apalagi hidupnya cuman di kubikel kantor yang kerjaannya duduk lebih lama dari berdiri dan ditambah cemilan). Namun, bagi Anda sang oportunis, Anda sudah bersiap-siap kabur liburan sejak dimulai dengan si A.R.T. tidak lagi berada di rumah. karena hanya dengan cara Anda tidak ada di rumah lah maka Anda menjadi terbebas dari tugas rutin A.R.T. anda. Sayang, seperti saya, ada juga orang yang ingin menjadi oportunis dan memilih kabur dari tugas tersebut, hanya saja tidak didudukung dengan kemampuan lain (sebut saja waktu, tenaga, kesempatan - bisa juga dirangkum jadi satu: DANA/UANG/HEPENG/MONEY/FULUS/DUIT) sehingga mengharuskan Anda menjadi seorang positif thinker (kalau mampu) sehingga membuat tugas tersebut menjadi tidak terlalu terasa memberatkan. Sayang, jarang yang mampu kalau tidak terbiasa, termasuk juga saya yang kadang semangat kadang tidak.

Kelengangan Jakarta yang saya sukai selama musim mudik ini ternyata hanya berpindah tempat. Mudik yang juga identik dengan pemindahan kemacetan Jakarta ke beberapa ruas jalur mudik yang sudah dipersiapkan dengan matang oleh Bapak-Ibu Petugas lalu Lintas dari POLRI. Bayangkan saja, pemudik dari jakarta dan juga pemudik kagetan akan memenuhi jalur tersebut menjelang dan juga selesai Hari Raya Idul Fitri. Bahkan kejadian macet yang berulang kali terjadi pun tidak membuat kaum rantau untuk gentar menempuh jalur tersebut, demi memenuhi kebutuhan batiniah mereka. Sungguh suatu tindakan yang patut diacungi 2 jempol.

Paling tidak, semua kelenggangan ini tetap membawa berkah, semua penduduk yang tersisa dan memutuskan menyisakan diri di jakarta turut senang. Polusi udara hasil pembakaran karbon pun berkurang (udah ada yang itung belom yah?). Beban yang diterima jalan-jalan utama dan kecil pun turut berkurang, memperpanjang umur ekonomis jalan raya. Membantu dalam pengeksplorasian Jakarta yang sangat malas dilakukan dengan penduduk penuh sehari-hari. So, banyak juga positifnya toh.. Pasti ada juga sisi kekurangannya, tapi demi menuntaskan misi berpikir positif sisa hasil akibat adanya mudik, maka saya bahas yang positif aja.

Kegiatan mudik tahun ini berangsur-angsur selesai, dan semua aktivitas kembali ke sediakala. Hanya saja masih ada sisa-sisa akibatnya tersebut, ada yang masih merasa kelelahan karena tugas harian A.R.T. mereka, ada juga yang kelelahan lahiriah akibat mudik, namun itu semua seakan telah menjadi rutinitas. Dan yang tidak kalah pentingnya lagi, selalu dinanti orang yang merayakan maupun tidak. Semoga kita masih diberikan umur panjang untuk bertemu di kegiatan mudik tahun-tahun mendatang.

Mumpung masih suasana Idul Fitri, ijinkan saya mengucapkan mohon maaf lahir dan bathin. Maapin ane, barangkali ade saleh-saleh kate maupun tingkah.

C u next Mudik...

Rabu, 03 Agustus 2011

ad dict ed/ə`diktid/Adjective & chal•lenge [chal-inj] noun

ad dict ed/ə`diktid/Adjective


1. Physically and mentally dependent on a particular substance, and unable to stop taking it without incurring adverse effects
 - she became addicted to alcohol and diet pills

2. Enthusiastically devoted to a particular thing or activity
 - he's addicted to computers
(Ref: http://www.google.com/search?hl=en&rls=com.microsoft:en-us&q=addicted&tbs=dfn:1&tbo=u&sa=X&ei=yvU4TqX7JYXJrAfa86wc&ved=0CBQQkQ4&biw=1259&bih=624)

Itu terjemahan yang muncul ketika pertama kali saya ketikkan kata addicted di dalam google search engine. Yup, kata ini terngiang di telingaku beberapa hari belakangan ini, dan memuncak pada hari ini (pagi menjelang siang ini). Mungkin kata yang sering diasosiasikan dengan kata addicted atau yang diterjemahkan bebas ke Bahasa Indonesia sebagai kecanduan, adalah obat-obatan terlarang atau juga minuman beralkohol.

ke•can•du•an v ki kejangkitan suatu kegemaran (hingga lupa hal-hal yg lain)

Tidak saya lanjutkan lebih jauh tentang kata ini, karena memang nanti ga nyampe-nyampe ke intinya. Saya focus ke terjemahan Bahasa Inggrisnya yang nomer 2(dua), yakni enthusiastically devoted to a particular thing or activity hal inilah yang mendasari dasar pemikiran saya berikutnya.

The DSM- IV (the holy grail of psychiatric diagnosis) has described seven distinctive addiction criteria:
1. Substance is taken in larger amount
2. Persistent desire or repeated unsuccessful attempts to quit
3. Much time or activity is spent to obtain, use, or recover
4. Important social, occupational, or recreational activities given up or reduced
5. Use continues despite knowledge of adverse consequences
6. Tolerance occurs which a marked increase in amount is taken with a marked decrease in effect.
7. Characteristic withdrawal symptoms

Menurut DSM, 7 hal ini menjadi ciri-ciri seseorang sudah termasuk ke dalam kriteria kecanduan. Makin banyak kriteria tersebut Anda temui dalam diri Anda, maka makin besar kemungkinan Anda kecanduan akan hal tersebut.
Terus mau kemana arah bahasan ini? Satu lagi bahasan pendukung untuk melengkapi yang saya maksud, yaitu tantangan!

chal•lenge [chal-inj] noun, verb, -lenged, -leng•ing, adjective
noun
1. A call or summons to engage in any contest, as of skill, strength, etc.
2. Something that by its nature or character serves as a call to battle, contest, special effort, etc.: Space exploration offers a challenge to humankind.
3. a call to fight, as a battle, a duel, etc
4. A demand to explain, justify, etc.: a challenge to the treasurer to itemize expenditures.
5. Difficulty in a job or undertaking that is stimulating to one engaged in it.
(Ref: http://dictionary.reference.com/browse/challenge)

Saya fokus pada nomer 5(lima), yakni Difficulty in a job or undertaking that is stimulating to one engaged in it. Karena beberapa hari ini diskusi saya dan rekan kerja tidak jauh dari bagaimana berjuang dan bertahan dalam perusahaan yang sedang membangun system dan perusahaan yang sudah memiliki system di dalamnya. Dan ternyata, keduanya memiliki tantangan yang berbeda. Kemudian, rekan saya juga mencurahkan hatinya mengenai masalah tantangan. Menurutnya, ia hanya akan berpindah dari perusahaan jika memang sudah dirasakan tidak ada lagi tantangan dalam tempat dimana ia bekerja.

Oleh karena itu, erat sekali dengan pengertian tantangan (challenge) yang nomor 5(lima) tersebut, dimana bias juga tantangan diartikan sebagai kesulitan dalam sebuah pekerjaan atau melakukan suatu kegiatan yang membangkitkan semangat seseorang. Yup, bicara mengenai tantangan tentu tidak akan ada habisnya, dan itu semua tergantung dari bagaimana sudut pandang yang Anda miliki untuk dapat melihat tantangan itu sendiri. Tantangan memang akan dan selalu ada dalam setiap aspek hidup manusia, terutama ketika melakukan kegiatan yang kita sebut bekerja.

Bagaimana Anda menanggapi tantangan tentu akan mempengaruhi bagaimana Anda menjalani dan menuntaskan tantangan tersebut. Dalam bahasan ini, tantangan yang saya bahas tentu akan ditanggapi sebagai positif, karena akan dikaitkan dengan bagaimana sebuah tantangan bias menjadi begitu mencandu. Hal ini pada awalnya mungkin akan dipandang baik, karena menjadikan suatu tantangan sebagai sebuah keadaan yang harus dan baik adanya. Kesulitan bukan lagi suatu momok menakutkan melainkan sebagai suatu keadaan yang dicari, bahkan kalau tidak ada akan menjadi suatu hal yang menakutkan. Seperti halnya cerita teman saya tadi, yang justru akan pergi ketika tantangan itu sudah tidak lagi ditemukan dimana ia bekerja.

Bagaimana Anda tahu bahwa tantangan tersebut tidak membuat anda kecanduan?
Dengan mempertimbangkan 7 ciri yang sudah disebutkan sebelumnya, mari kita telaah bagaimana tantangan bisa menjadi sebuah kecanduan.

1. Substance is taken in larger amount
Ketika pertama kali Anda berhasil menyelesaikan sebuah tugas dengan hasil baik, tentu ada rasa kepuasan dan kebahagiaan yang muncul dalam diri Anda, dan tentu saja hal tersebut akan sangat membuat Anda ketagihan, apalagi jika pernah Anda rasakan lebih dari 5 kali..

2. Persistent desire or repeated unsuccessful attempts to quit
Rasa senang itu seperti layaknya afrodisiak, dan tentu secara psikologis Anda akan senang mengulang hal tersebut berkali-kali. Dan ketika itu berulang, artinya Anda juga akan terus mencari tantangan yang baru dan lebih sulit lagi untuk mendapatkan kepuasan yang lebih besar lagi..

3. Much time or activity is spent to obtain, use, or recover
Apakah anda pernah merasakan keletihan dan seakan Anda merasa bahwa tenaga Anda sudah terkuras dengan sangat hebat sehingga tidak lagi mampu untuk bergerak sekalipun. Anda hanya merasa ingin istirahat yang lama, dan tidur yang pulas untuk mengembalikan stamina Anda. Namun begitu, Anda kerap mencari tantangan baru dan lebih hebat lagi di kemudian hari ketika tenaga Anda benar-benar pulih.

4. Important social, occupational, or recreational activities given up or reduced
Berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk bekerja, apakah benar 8 jam? Atau ternyata lebih? Belum lagi ketika Anda terus memikirkan pemrasalahan yang muncul di kantor pada saat seharusnya Anda menghabiskan waktu dengan keluarga. Banyak yang mengatakan tubuh tidak lagi ada jiwa di dalamnya, pikiran Anda melayang ke kantor sementara tubuh tetap berada di rumah. Banyak juga yang tidak lagi percaya bahwa masalah rumah tidak boleh (atau akan) mempengaruhi masalah kantor, memang suatu hal yang mustahil karena akan saling berhubungan, akan tetapi itu semua harus dimulai, karena kalau tidak waktu Anda yang berkualitas untuk istirahat, untuk keluarga, dan untuk diri Anda sendiri akan semakin terkikis habis. Dan akhirnya, hidup Anda benar-benar tersedot habis total oleh pekerjaan yang Anda “cintai”.

5. Use continues despite knowledge of adverse consequences
Meskipun Anda menyadari segala yang muncul di atas, akan tetapi Anda serasa tidak berdaya untuk mengatasinya dan memutuskan tali rantainya. Selalu saja ada alasan yang Anda kemukakan untuk diri sendiri dan meyakinkan Anda bahwa Anda tidak melakukan kesalahan. Anda merasa harus memberikan totalitas dalam bekerja dan dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab Anda. Hingga akhirnya Anda lupa bahwa Anda memiliki tugas dan tanggung jawab lain dalam hidup Anda yang tidak hanya terbatas pada bidang pekerjaan Anda saja.

6. Tolerance occurs which a marked increase in amount is taken with a marked decrease in effect.
Anda pernah berjanji bahwa ini adalah kesempatan yang terakhir, tetapi seringkali Anda ingkar kepada janji Anda sendiri dan kembali melakukan hal yang serupa di kemudian hari. Anda sadar bahwa tindakan Anda menghabiskan waktu berkualitas Anda dengan keluarga, bahwa kesehatan Anda menurun, bahwa tekanan pikiran Anda meningkat setiap harinya, dan apa yang Anda lakukan? Hanya sebatas mengeluh dan tidak melakukan tindakan apapun yang sungguh-sungguh memperbaiki hal tersebut. Justru kebalikannya, Anda malah semakin menjadi-jadi untuk kembali melakukan hal yang smaa berulang kali lagi, karena Anda merasa itu semua akan terbayar kelak nanti ketika Anda sudah mencapai tujuan yang Anda mau. Apakah Anda tahu dimana dan apa tujuan tersebut? Kalau Ya, apakah ada batas waktunya? Kalau Belum, lalu untuk apa Anda melakukan semua itu?

7. Characteristic withdrawal symptoms
Akhirnya, perlahan tapi pasti, Anda mulai menarik diri Anda sendiri dari lingkungan social dimana Anda berada, dan memiliki dunia sendiri, sehingga Anda melakukan pembenaran secara sepihak bahwa apa yang Anda lakukan adalah apa yang terbaik untuk Anda sendiri. Anda merasa bahwa orang lain yang tidak sama dengan Anda adalah orang yang ‘aneh’, dan Anda kemudian akan mencari lingkungan dengan orang-orang yang setipe dengan Anda (hanya semata untuk membela kepercayaan Anda). Justru hal ini akan semakin menguatkan Anda untuk tertarik semakin jauh ke dalam kecanduan akan tantangan dan tentu saja Anda akan menilai orang lain menjadi kurang tantangan.


Lalu apa yang harus Anda lakukan?

1. Tanamkan diri Anda bahwa tantangan itu baik, TETAPI dengan porsi yang seimbang.

Satu dua tantangan tentu tidak akan membunuh Anda, akan tetapi Anda harus ingat bahwa Anda masih memiliki tujuan hidup lainnya, selain tantangan tersebut. Ada tantangan lain dalam hidup Anda yang tentu harus Anda capai, dan ketika sudah mencapainya, jangan lupa untuk bersyukur bahwa Anda sudah mencapainya.

2. Berikan batasan waktu yang jelas, akan semua aktivitas dalam hidup Anda.
Kita semua tahu bahwa hidup memang memiliki prioritas, dan tugas Anda memilih mana prioritas yang terbesar dalam hidup Anda baru kemudian diikuti dengan prioritas kecil lainnya. Dan ingat, prioritas artinya penting, baik besar maupun kecil pentingnya adalah sama (sesuai dengan porsinya masing-masing).

3. Work Life balance.
Hidup yang seimbang memang seakan seperti mimpi yang tidak akan pernah terwujud, akan tetapi bukankah mimpi itu memang untuk dikejar dan yang paling penting adalah mimpi itu untuk dijalani setiap waktu dan setiap harinya. Jadi, kalau Anda tidak pernah melakukan apapun untuk mewujudkan kehidupan seimbang antara pekerjaan dan kehidupan, maka tentu saja hal tersebut hanya akan menjadi utopia yang basi!


Tantangan, selalu ada untuk membuat hidup Anda menjadi lebih berarti, karena tanpa tantangan tentu saja hidup ini akan menjadi hambar dan hampa. Tetapi, ketika Anda menjadi lupa diri akan usaha mencapai keberhasilan di balik setiap tantangan tersebut dan lebih parah menjadi suatu kecanduan, maka hidup Anda akan berubah total secara perlahan menjadi pasti kearah menghancurkan diri sendiri. Jadi, keputusan ada di tangan Anda, kalau Anda merasa tidak ada masalah dengan apa yang akan terjadi ke depannya, semua adalah pilihan Anda. Lagipula, hidup adalah pilihan, yang harus dipilih dengan segala konsekuensi di dalamnya.

Selasa, 19 Juli 2011

Setahun kemarin

Setahun kemarin
by: KAHITNA

Di ujung jalan itu
setahun kemarin, ku teringat
Kau menungguku
Bidadari belahan jiwaku

Entah berapa lama
Satu jam menanti, kutermenung
Kencan pertama hilang tak bertepi di anganku

Melangkah pergi Berteman sepi
Terbayang teduh matamu

Sayang, walau bulan tak bercahaya
Cintaku selalu dalam jiwa
Di lubuk hati terdalam

Sayang, jika memang kau sungguh sayang
Diriku takkan berpaling lagi
Ku peluk selamanya


Yup, lirik di atas hanya sekedar pengantar saja, tulisan kali ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan kisah kasih milikku.

Setahun lalu, di tanggal-tanggal ini, saya berada dalam persimpangan jalan yang sangat berat, dan itu semua kulalui dengan tegar. Saya menjalani rapat pertanggung-jawaban pemegang saham dari kantor yang kupimpin dan kurintis. Penuh halang rintang, namun kini itu semua menjadi pengalaman yang mendewasakan.

Banyak penglaman berharga yang kupetik pada saat itu, yang memang tidak pernah kudapatkan di bangku kuliah. Pengalaman yang hanya diajarkan oleh guru abadi, yakni "HIDUP".

1. Jangan menunda hal kecil
Banyak sekali persoalan kecil, yang pada waktu lalu terkesan belum penting namun menjadi perhatian akhirnya terabaikan. Hal ini terutama terkait dengan masalah pencatatan uang yang memang penuh dengan hal sensitif dan kurang menarik. Pada akhirnya, hal yang sepele tersebut menjadi sumber permasalahan yang merepotkan. Nah tips dari saya, jika Anda memang tidak berpengalaman di bidang pencatatan keuangan, sebaiknya cari atau rekrut orang yang memang berpengalaman di bidangnya. (NB: kalau mau lebih irit, minta tolong sama saudara yang memang paham hal ini).

2. Kerjasama dengan orang yang senasib sepenangungan
Sebuah kerja sama selalu diawali dengan rasa senang, suka cita, penuh gegap gempita, dan rasa tidak sabar untuk memulai jalinan kerjasama tersebut. Namun, seiring dengan persoalan yang timbul, semakin lama semakin banyak. Semakin banyak masalah yang muncul akan membuatmu semakin mudah untuk memberikan penilaian akan kinerja dari rekan kerjamu. Ada yang memang tidak setia dengan kata awal, ada yang memang benar menunjukkan keseriusan dalam kelangsungan kerja sama yang baik. Jangan pernah hanya tergiur dengan pemanfaatan sebelah pihak, artinya, Anda hanya mengandalkan hubungan berazas manfaat. Kalau manfaatnya sudah mulai habis, maka Anda sudah pasti akan malas melanjutkan hal tersebut. Carilah rekan kerja yang memang benar-benar mau memikul berat yang sama dan menjinjing ringan yang sama. Tidak akan ada rekan kerja yang instan langsung begitu hebat. Semua butuh PROSES, dan kalau sudah menyebut proses, artinya butuh waktu yang hitungannya bisa tahunan, kalau untung bulanan juga bisa. Intinya, pengalaman pahit akan menunjukkan sesungguhnya siapa rekan kerja Anda yang mungkin manis di awal dengan janji-janjinya belaka. Tips: sebisa mungkin sih cari rekan yang kurang lebih satu level dengan Anda, artinya tidak timpang sebelah. Kalau belum ketemu, lebih baik menunda sebentar untuk mencapai hasil yang lebih maksimal. (NB: rekan kerja juga harus bisa jadi pendukung dan oposisi secara bergantian dalam kapasitasnya)

3. Berpegang teguh pada pendirianmu.
Seperti halnya, itu yang membuatmu memulai suatu tindakan. Jadikan juga pendirianmu sebagai hal terakhir yang tetap berdiri tegar menemanimu hingga akhir nanti. Ketika harus kau mengalah pada kenyataan pahit hidup, biarkan pendirianmu tetap tegar menjulang memperjuangkan idealisme dalam dirimu. Karena, hanya itu dan itu saja yang akan membuatmu terus bangkit berjuang setelah kegagalan demi kegagalan menghampiri. Jadi, jangan pernah berhenti berjuang dengan pendirianmu.

Hmm, mungkin banyak hal yang bisa dipelajari, mungkin juga ketiga hal diatas tidak bermakna atau rendah untuk Anda, tapi setidaknya saya telah mempelajari hal tersebut langsung dari 'sang guru'. Saya berterima kasih atas apa yang terjadi pada diriku sampai dengan detik ini. Tidak lupa, TUHAN, yang senantiasa berada menaungiku.